[OPINI] Tantangan Masa Kini Petani TTU - Berita - Badan Pusat Statistik Kota Kupang

Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kota Kupang Jl Frans Seda Kayu Putih Oebobo. Buka hari kerja Senin sampai dengan Jumat pk.08.00 s/d 15.30

Anda hobi menulis? Submit karya ilmiah Anda di Jurnal Statistika Terapan (JSTAR) BPS Provinsi NTT melalui tautan jstar.id

Dapatkan data statistik lebih mudah dengan mengunduh aplikasi Allstat BPS di Play Store dan App Store

[OPINI] Tantangan Masa Kini Petani TTU

[OPINI] Tantangan Masa Kini Petani TTU

19 Agustus 2021 | Kegiatan Statistik Lainnya


 Penulis: Maryanus Abani

Mahasiswa Universitas Timor/PKL di BPS Kota Kupang

 Salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomiannya adalah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Secara umum sektor pertanian terdiri dari 6 subsektor yaitu: tanaman pangan (padi dan palawija), holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Semua subsektor tersebut menjadi komponen penting dalam menjaga stabilitas pangan lokal dan juga nasional. Lalu bagaimana dengan kondisi  perkembangan sektor pertanian yang ada di TTU ?

Pertanian sektor strategis TTU

Perekonomian masyarakat Timor Tengah Utara di topang oleh sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2020 mencapai 39,82 persen. Menyusul selanjutnya sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial dengan kontribusi sebesar 17,18 persen (Sumber: BPS Kabupaten TTU).

Selain memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB, sektor pertanian juga berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis dalam struktur perekonomian daerah.

Oleh karena itu, pemerintah daerah secara konsisten terus berupaya untuk meningkatkan kinerja sektor primer tersebut melalui berbagai kebijakan dan program. Dalam beberapa tahun terakhir sektor pertanian khususnya tanaman pangan menjadi salah satu program utama pemerintah daerah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Tanaman pangan merupakan segala jenis tanaman yang menghasilkan karbohidrat dan protein. Pengusahan tanaman pangan bertujuan untuk mewujudkan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan dengan gizi yang cukup bagi penduduk yang menjalani hidup yang sehat dan produktif dari hari ke hari.

Bila ketersedian pangan tidak mencukupi akan kebutuhan hidup, tentu akan menjadi suatu masalah. Oleh karena itu, kecukupan pangan untuk kebutuhan penduduk harus tersedia.

Jenis tanaman pangan yang menjadi strategis dan diusahakan di TTU pada umumnya adalah padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau. Produksi dan produktivitas dari setiap jenis tanaman pangan tersebut tentu berbeda-beda tergantung cara pemeliharaan, luas panen, kesuburan lahan, iklim dan curah hujan.

Penyumbang Tingkat Kemiskinan                                                 

Kabupaten Timor Tengah Utara adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki ciri keunggulan pada sektor pertanian terutama jenis pertanian lahan basah dan lahan kering. Walaupun kontribusi sektor pertanian merupakan sektor unggulan tetapi tren kontribusinya semakin menurun dari tahun ke tahun.

Rendahnya produktivitas dan pendapatan petani menjadi salah satu penyebab kemiskinan di daerah ini. Data BPS TTU menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di  kabupaten TTU pada tahun 2020 yaitu sebanyak 22,28 persen atau sebanyak 56,98 ribu orang. Garis kemiskinannya sebesar 386.990 per kapita per bulan.

Masalah kemiskinan khususnya pada sektor pertanian terjadi karena beberapa faktor. Mulai dari rendahnya tingkat pendidikan petani, produksi yang masih tergantung musim (alam), hingga sulitnya akses pasar.

Selain itu, kurangnya dukungan pemerintah melalui penyuluhan-penyuluhan  pertanian, masalah  kurangnya ketersediaan air, metode bercocok tanam yang masih tradisional, serangan hama, bibit yang ditanam bukan jenis bibit ungggul, hingga ke permasalahan pupuk. Semua masalah tersebut menjadi persoalan pelik para petani di TTU.

Setiap tahunnya banyak petani yang “menjerit” karena hasil produksinya tidak sesuai dengan harapan. Produksi pertanian tidak optimal karena para petani TTU menghadapi begitu banyak kendala dan keterbatasan.

Untuk itu perlu adanya upaya “ekstra” dari pemerintah mengenai permasalahan petani di lapangan. Pertama, pemerintah perlu memberikan penyuluhan-penyuluhan bagi para petani agar dapat membuka wawasan atau pengetahuan para petani tentang bagaimana bertani yang baik dan benar.

Kedua, petani harus mampu menerapkan teknologi modern pertanian agar dapat menambah hasil produksi tanaman pangan dengan tetap menjaga keramahan  lingkungan. Ketiga, mengatasi persoalan ketersedian air karena curah hujan yang rendah. Salah satu caranya adalah dengan membangun waduk/embung/bendungan di lokasi-lokasi strategis pertanian.

Upaya yang tidak kalah penting juga ialah ketersedian pupuk. Maksimalkan dan dorong petani menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan hasil alam yang ada. Ini membuat petani tidak bergantung pada ketersediaan pupuk pabrik yang seringkali langka dan mahal di pasaran.

Dampak covid -19 pada sektor pertanian

Pandemi covid 19 berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Petani  TTU juga terdampak dan menjerit karena rendahnya permintaan dan turunnya harga akibat daya beli masyarakat yang rendah. Pandemi juga membuat  para perantau kembali ke desanya karena kehilangan mata pencaharian di tanah rantau. Hal ini tentu membuat adanya penambahan konsumsi bahan pangan bagi para petani. Kondisi ini semakin memberatkan para petani di TTU.

Semua kendala yang ditemukan para petani di TTU harus segera ditemukan solusi yang terbaik oleh para pemangku kepentingan. Bantuan sosial untuk jangka pendek dan kewirausahaan untuk jangka panjang sangat dibutuhkan para petani.

Semua upaya harus terus dieksekusi dengan baik agar potensi pertanian  tanaman pangan kabupaten Timor Tengah Utara dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan petani. Pada akhirnya petani dapat menikmati hasil kerja kerasnya. Produksi melimpah, pendapatan bertambah. Petani yang menikmati hasil produksi pertanian di bumi pertiwi lebih khususnya bumi Biinmaffo.

 

**) Terbit di Media Online Voxntt.com pada rubrik GAGASAN, 19 Agustus 2021
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kota Kupang (Statistics of Kupang Municipality) Jl. Frans Seda Kayu Putih Oebobo Kota Kupang

Telp. (0380) 824432 Mailbox : bps5371@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik